Presiden AS Menghentikan Pendanaan Riset Virus dari China

Posted on

Seakan menegaskan bahwa AS percaya virus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 dari China, Presiden AS Donald Trump menghentikan pendanaan riset virus untuk negara tersebut.

Donald Trump berpesan kepada para pejabat untuk menghentikan pendanaan riset virus berbahaya di negara yang dianggap kurang tanggap dan aman dari segi regulasi serta pengawasan. Tak ragu-ragu, China dan Iran disebut secara frontal di cuitan akun X @RapidResponse47 milik Gedung Putih.

Perintah tersebut berbunyi bahwa AS memberi wewenang kepada National Institutes of Health dan badan-badan lain untuk mengidentifikasi dan menarik dana dari penelitian biologi yang dianggap berbahaya bagi kesehatan publik atau keamanan nasional.

“@POTUS baru saja menandatangani perintah eksekutif yang melindungi warga Amerika dari penelitian gain-of-function yang berbahaya. Perintah tersebut: – Mengakhiri semua pendanaan Federal saat ini dan di masa mendatang untuk penelitian gain-of-function yang berbahaya di negara-negara yang menjadi perhatian seperti China dan Iran dan di negara-negara asing yang dianggap memiliki pengawasan penelitian yang tidak memadai,” tulis tweet tersebut.

Lebih lanjut, ditulis lagi bahwa AS melarang pendanaan Federal untuk berkontribusi pada penelitian asing yang kemungkinan akan menyebabkan pandemi lainnya.

“Langkah-langkah ini akan secara drastis mengurangi potensi insiden terkait laboratorium yang melibatkan penelitian gain-of-function, seperti yang dilakukan pada virus corona kelelawar di China oleh EcoHealth Alliance dan Wuhan Institute of Virology,” lanjutnya.

Dengan begitu, ini menegaskan bahwa pemerintah AS percaya asal mula pandemi COVID-19 lima tahun lalu adalah dari China. Trump juga menyepakati untuk melindungi warga Amerika dari kecelakaan laboratorium dan insiden biosekuriti lainnya, seperti yang kemungkinan menyebabkan COVID-19 dan flu Rusia 1977.

Sebenarnya, pertanyaan apakah COVID-19 berasal dari China masih diperdebatkan. Yang pasti, tweet ini mendukung badan intelijen AS terkemuka, termasuk FBI, Departemen Energi, dan CIA, yang sepakat bahwa COVID-19 mungkin disebabkan oleh kecelakaan laboratorium di Wuhan.

Pandangan ini dianut oleh mantan tokoh kesehatan seperti Dr Robert Redfield, mantan Direktur CDC, sebagaimana dilaporkan oleh New York Post.

Namun, ada pakar yang terus mendukung hipotesis perpindahan zoonosis alami, yang menyatakan bahwa virus tersebut berpindah dari hewan ke manusia tanpa campur tangan manusia. Ini termasuk kepala penasihat medis pemerintahan Biden, Dr Anthony Fauci, dan mantan Direktur NIH Dr Francis Collins.