Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan pembatasan baru untuk ekspor chip andalan Nvidia ke China terkait keamanan nasional. Chip kecerdasan buatan atau AI merek H20 itu, yang laris manis di China, kini diwajibkan mendapatkan lisensi khusus untuk dijual di China.
Pembatasan itu diakui Nvidia akan merugikan pihaknya senilai USD 5,5 miliar atau sekitar Rp 92 triliun. Pembatasan itu diprediksi akan sangat mengurangi permintaan H20 dari China, salah satu pasar terbesarnya.
“Departemen Perdagangan berkomitmen untuk bertindak atas arahan Presiden untuk menjaga keamanan ekonomi dan nasional kita,” sebut juru bicara Departemen Perdagangan mengenai pembatasan tersebut.
H20 adalah chip tercanggih yang sebelumnya masih diizinkan AS untuk dijual ke China. Meski tidak semutakhir chip teratas Nvidia, H20 laris di China terkait booming industri kecerdasan buatan atau AI di sana.
“Pemerintah mengindikasikan bahwa persyaratan lisensi itu adalah untuk mengantisipasi risiko bahwa produk itu mungkin akan digunakan atau dialihkan untuk (membuat) komputer super di China,” kata Nvidia yang dikutip infoINET dari BBC.
H20 adalah chip AI untuk China yang dirancang untuk mematuhi pembatasan ekspor AS. Chip ini menghasilkan pendapatan sekitar USD 12 miliar hingga JUSD 15 miliar pada tahun 2024. China adalah wilayah penjualan terbesar keempat Nvidia, setelah AS, Singapura, dan Taiwan.
Chip H20 Nvidia sebanding dengan chip AI H100 dan H200 yang digunakan di AS dan negara lain, tapi memiliki kecepatan interkoneksi dan bandwidth lebih lambat. Chip ini didasarkan pada arsitektur AI generasi sebelumnya yang disebut Hopper, diperkenalkan pada tahun 2022. Nvidia sekarang fokus pada penjualan chip AI generasi saat ini, yang disebut Blackwell.
DeepSeek, perusahaan China yang model AI kompetitifnya R1 diluncurkan awal tahun ini dan mengguncang pasar, menggunakan chip H20 dalam penelitiannya.Tak hanya itu, perusahaan China lain seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance sudah memesan banyak H20 untuk pengembangan AI.
